Jika kalian tinggal di belahan bumi selatan atau di dekat khatulistiwa (hore, Indonesia salah satunya!), kalian mungkin pernah melihat di langit malam dua awan yang terang tapi agak kabur. Awan yang lebih kecil dinamakan Awan Magellan Kecil, salah satu ‘galaksi satelit’ Bimasakti. Awan Magellan Kecil merupakan galaksi katai, artinya bintang anggotanya berjumlah lebih sedikit daripada yang dipunyai galaksi-galaksi semacam Bimasakti. Bimasakti sendiri beranggotakan sekitar 300 milyar bintang, sedangkan jumlah anggota Awan Magellan Kecil hanya beberapa milyar saja.
Dalam skala kosmis, galaksi katai yang satu ini sangatlah dekat dengan kita. Bila bergerak dengan kecepatan paling besar di alam semesta (yaitu kecepatan cahaya), dari Bumi kita akan tiba di sana dalam waktu kurang dari 200 ribu tahun. Yah, tidak bisa dibilang dekat banget, sih, tapi kalau kita ingin pergi ke galaksi yang kita obrolkan di Space Scoop sebelumnya, kita perlu 47 juta tahun untuk bisa sampai di sana. Itu pun jika kita bergerak dengan kecepatan yang sama: kecepatan cahaya!
Karena jaraknya yang dekat, para astronom bisa menyelidiki fenomena yang sulit diamati di galaksi yang berada lebih jauh. Foto ini memperlihatkan sebuah daerah di Awan Magellan Kecil yang disebut ‘Sayap’. Di area tersebut terdapat tiga gugus bintang yang belakangan ini diselidiki oleh para astronom untuk mencari tahu bagaimana bintang muda terlahir.
Fakta Menarik: Awan Magellan Kecil mengawali perjalanan hidupnya sebagai galaksi spiral berbatang, sama seperti Bimasakti. Namun, gravitasi dari galaksi-galaksi di dekatnya kemudian perlahan mengoyak bentuknya sehingga menjadi tidak beraturan sebagaimana yang kita lihat sekarang.
Sumber: Universe Awareness Space Scoop