Ilustrasi suhu bumi. (sumber: Alfred Pasieka/Science Photo Library/visualphotos)
Para palaentolog yang meneliti fosil-fosil kuda menemukan adanya hubungan langsung antara ukuran mamalia dan temperatur bumi. Makin menghangatnya bumi, tinggi badan mahluk hidup di bumi tak akan setinggi mahluk yang hidup saat suhu bumi masih dingin.
Para peneliti dari beberapa universitas di Florida dan Nebraska menggunakan fosil-fosil untuk mengikuti evolusi kuda, dimulai dari fosil yang berusia 56 juta tahun lalu.
Saat bumi menghangat, ukuran tinggi kuda yang terlahir di suhu hangat itu akan berkurang dibanding saat suhu bumi masih dingin, kata dr Jonathan Bloch, kurator dari museum sejarah alam Florida.
Bahkan, menurut penelitian Bloch, pernah ada kala kuda-kuda memiliki tinggi setara dengan kucing zaman sekarang.
Para peneliti mengatakan, pemanasan global yang terjadi sekarang bisa memberi efek serupa kepada mahluk mamalia lainnya, termasuk manusia.
Dijelaskan dr Bloch, awalnya kuda-kuda memiliki tinggi badan yang kecil, setara anjing jenis schnautzer masa kini, kemudian seiring waktu, ukuran tubuh kuda mengecil. Tapi kemudian, keturunan kuda berikutnya memiliki tubuh tinggi. Evolusi tinggi badan kuda ini terjadi seiring perubahan suhu bumi. Awalnya hangat, makin panas, lalu tiba-tiba jadi dingin.
Para peneliti bisa memahami, tubuh mamalia memang kebanyakan kecil di masa bumi sangat panas, namun belum bisa dipahami mengapa suhu dingin bisa memengaruhi evolusi bentuk tubuh mamalia.
Philip Gingerich, dari University of Michigan mengatakan, studi ini menjelaskan adanya hubungan antara temperatur dengan ukuran tubuh.
"Saya pernah bergurau, di suatu saat rata-rata manusia akan berukuran 3 kaki jika bumi kian memanas. Mungkin ini bukan sesuatu yang buruk, dan bila itu adalah dampak terburuk dari pemanasan global, itu bukan hal yang buruk, karena ini lebih ke masalah adaptasi. Manusia akan harus beradaptasi jika tak ingin punah, atau pindah tempat tinggal. Sementara hingga sekarang belum ada tempat tinggal lain yang memadai untuk manusia," kata Gingerich
