Apasihitu

Pengertianya adalah blog berbentuk magazine yang di didalamnya berisi hal hal dan tips trik menarik seputar pengertian, astronomi, sains, cinta, arkeologi, inspirasi, motivasi,tutorial photoshop, tutorial blogger, dan masih banyak lagi yang menarik dan bermanfaat lainya.

Rabu, 15 Agustus 2012

Kompor Tanpa Api Ciptaan Mahasiswa


Mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia menciptakan kompor inovatif. Kompor itu bukan saja lebih efisien, melainkan juga mudah, aman, dan nyaman untuk digunakan.

Ganjar Candra Sumindar, mahasiswa yang menciptakan kompor ini, menamai inovasinya Komnet alias Kompor Magnet. Ia mempertunjukkan hasil karyanya di Technopreneurship Island di RITech Expo, yang digelar di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 8-10 Agustus 2012.

 
Tempo.co


Ganjar mengatakan bahwa kompornya memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya, kompor ini tidak menghasilkan api sehingga lebih aman digunakan. "Kalau kita memanaskan dengan peralatan masak dari logam, kompor ini tidak akan membuat bagian pegangan alat masak itu panas," urainya.

Dalam pameran, Ganjar menunjukkan kertas pun jika ditaruh di atas kompor tak akan terbakar ataupun menjadi panas. Menurutnya, kompor ini hanya bisa memanaskan material yang bersifat magnetik. Kompor ini juga aman. Begitu peralatan masak tak ditaruh di atas kompor, maka kompor otomatis akan mati.

Bagian kompor terbuat dari bahan logam. Sementara itu, tungku terbuat dari bahan keramik yang dipilih karena cepat panas.

 


Bagaimana sistem kompor ini bekerja? Dasarnya dari pembuatan kompornya adalah induksi elektromagnetik. Listrik dihantarkan ke dalam lilitan kabel di dalam kompor sehingga tercipta induksi yang akan menghasilkan panas.

Berapa harga jualnya?
 
"Dayanya hanya 300 Watt. Harganya kalau sudah diproduksi massal untuk 1 tungku Rp 700.000 dan yang 2 tungku Rp 1,5 juta. Kita sudah sempat uji coba ke UKM," katanya.
 Wah, patut ditunggu agar lebih aman memasak. Tak takut lagi kebakaran seperti yang belakangan ini sering terjadi, dan tak juga pusing harus beli gas terus.


 



Sumber:
sains.kompas

Berlangganan via email

 
Back To Top