K. RubinGalaksi-galaksi yang mendaur ulang material menjadi bintang baru.
Upaya mengubah sampah menjadi barang yang berguna tak cuma dilakukan manusia, tetapi juga galaksi-galaksi di semesta, termasuk Bimasakti.
Demikian kesimpulan Kate Rubin dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman setelah mengamati 100 galaksi pada jarak 5-8 miliar tahun cahaya dengan Teleskop Keck I di Hawaii.
Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa ada 6 galaksi yang menarik kembali gas di ruang angkasa. Material gas yang ditarik semula berasal dari ledakan supernova maupun radiasi bintang.
"Sampah" galaksi yang ditarik kembali tersebut akan diubah menjadi bintang yang sama sekali baru.
Rubin memperkirakan, Bimasakti mengubah material setara dengan massa Matahari untuk menciptakan bintang baru tiap tahun.
Namun, Bimasakti tak punya bahan baku cukup untuk melakukannya selama miliaran tahun sehingga melakukan daur ulang.
Menurut Rubin, jumlah galaksi yang melakukannya sebenarnya lebih banyak. Hanya saja, kesulitan observasi membuat astronom juga sulit memastikannya.
Ia mengatakan, temuan ini bisa menjadi dukungan pada teori daur ulang galaksi.
"Ini kepingan puzzle dan bukti penting bahwa daur ulang kosmos bisa memecahkan misteri bahan baku yang hilang," kata Rubin seperti dikutip Space, Rabu (14/3/2012).
Demikian kesimpulan Kate Rubin dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman setelah mengamati 100 galaksi pada jarak 5-8 miliar tahun cahaya dengan Teleskop Keck I di Hawaii.
Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa ada 6 galaksi yang menarik kembali gas di ruang angkasa. Material gas yang ditarik semula berasal dari ledakan supernova maupun radiasi bintang.
"Sampah" galaksi yang ditarik kembali tersebut akan diubah menjadi bintang yang sama sekali baru.
Rubin memperkirakan, Bimasakti mengubah material setara dengan massa Matahari untuk menciptakan bintang baru tiap tahun.
Namun, Bimasakti tak punya bahan baku cukup untuk melakukannya selama miliaran tahun sehingga melakukan daur ulang.
Menurut Rubin, jumlah galaksi yang melakukannya sebenarnya lebih banyak. Hanya saja, kesulitan observasi membuat astronom juga sulit memastikannya.
Ia mengatakan, temuan ini bisa menjadi dukungan pada teori daur ulang galaksi.
"Ini kepingan puzzle dan bukti penting bahwa daur ulang kosmos bisa memecahkan misteri bahan baku yang hilang," kata Rubin seperti dikutip Space, Rabu (14/3/2012).